Skip links

Sejarah Desa Tubanan

Tubanan Desa Energi, Go Internasional

Menilik Sejarah Desa Tubanan Asal UsulAwal BerdirinyaPetinggi Pertama

Tubanan pada masa lalu merupakan daerah hutan rimba yang belum mempunyai nama. Banyak binatang liar dan buas. Binatang liar yang menghuni hutan belantara meliputi harimau, babi hutan, kera, kijang, menjagan, ular, burung liar dan semacamnya.

Pada abad XVII kisaran tahun 1687 datanglah sepasang suami istri yang bernama ki Blandhok dan Nyi Blandhok. Beliau berasal dari daerah Dhondhong Sewu suatu kampung di wilayah wonogiri. Beliau melarikan diri dari daerah asalnya karena tidak kuat atas penindasan penjajah Belanda pada masa itu, Ki Blandhok beserta istri membuat rumah pohon di tengah hutan rimba sebelah selatan sungai yang banyak ditumbuhi pohon kleprak. Sungai tersebut dimasa-masa berikutnya diberi nama sungai Kleprak tetapi pada masa kini nama sungai tersebut lebih dikenal dengan sebutan kali juwet karena di sekitar sungai tersebut ada sebatang juwet.

Di sekitar kediaman Ki Blandhok banyak sekali tumbuhan tuba. Tuba tersebut digunakan untuk meracun ikan. Sehingga tempat kediaman Ki Blandhok sering disebut dengan kampung Tubanan yang artinya wilayah yang banyak tumbuhan tuba. Kampung Tubanan saat ini lebih dikenal dengan sebutan dukuh krajan.

Selama bermukim di Tubanan Nyi Blandhok berulang kali melahirkan anak tetapi selalu meninggal karena terserang berbagai penyakit. Ki Blandhok sangat prihatin dengan kondisi ini. Beliau berusaha untuk mencari akal agar bisa mempunyai keturunan yang diharapkan mampu melanjutkan perjuangan membina kampung Tubanan. Kemudian beliau kembali ke kampung halamanya untuk memanggil saudarannya yang dianggap sakti untuk bisa membantu perjuangan beliau di Tubanan. Saudara Ki Blandhok tersebut dikenal dengan sebutan Ki Beruk karena mempunyai jimat banyak sekali hingga memenuhi beruk (tempat penyimpanan yang dibuat dari tempurung kelapa). Dengan ikhtiar dan bantuan Ki Beruk akhirnya sekitar tahun 1698 istri Ki Blandhok melahirkan seorang anak perempuan yang diberi nama Mariyah. Dari mempunyai anak yang bernama Mariyah inilah sehingga Ki Blandhok lebih dikenal dengan sebutan Ki Mariyah. Ki Mariyah atau Ki Blandhok inilah yang sampai sekarang diyakini sebagai cikal bakal atau pendiri desa Tubanan. Dari Mariyah inilah yang menurunkan banyak anak hingga samapai  ke generasi sekarang ini.

Pada awal berdirinya desa Tubanan pada tahun 1698 sistem pemerintah yang berlaku adalah sistem kekeluargaan karena memang baru ada keluarga Ki Mariyah. Seiring dengan berjalannya waktu desa Tubanan semakin bertambah ramai baik dari keturunan KI Blandhok maupun pendatang baru. Hingga meninggalnya Mariyah yang diperkirakan terjadinya pada tahun 1823 sistem pemerintahan masih kekeluargaan. Sepeninggalan Mariyah dan semakin bertambahnya jumlah warga akhirnya dibentuklah sistem pemerintahan yang lebih definitif yaitu ketua wilayah setingkat petinggi yang diberi nama Bekel dibantu dengan Jagabaya.

Petinggi pertama kali di Desa Tubanan adalah Supomo pada tahun (1942 M -1981 M).Proses pelihan petinggi diikuti oleh dua orang calon yaitu Supomo bin Subener dan Subani. Rakyat sangat antusias mengikuti proses pemilihan. Mereka berduyun-duyun ke tempat pemilihan tidak ada yang kelewatan menyukseskan acara pemilihan. Tata cara pemilihan memasukan lidi yang merupakan tanda hak pilihnya ke dalam bumbung/potongan bambu di TPS. Proses pemilihan diiringi dengan kesenia Dhencong. Para botoh banyak berdatangan ke Tubanan. Setelah penghitungan suara Supomo bin Subener keluar sebagai pemenang.

Era pemerintahan Supomo banyak peristiwa yang bisa digali. Tahun 1942 hingga 1945 bersama dengan masa penjajahan jepang kondisi masyarakat sangat menderita. Rakyat kurang pangan dan kurang sandang. Makanan sehari-hari adalah blebuk jagung, blendhung, bulgur, tiwul, gaplek dan sejenisnya. Rakyat banyak mengalami penyakit kurang gizi. Penyakit kulit merajalela. Angka kematian sangat tinggi. Hasil pertanian dan peternakan di rampas (kumiai) penjajah jepang. Rakyat diwajibkan kerja paksa (romusha) membuat benteng di tepi pantai dan goa perlindungan di perkebunan. Akhir masa penjajahan jepang banyak banyak rakyat Tubanan diwajibkan menjadi laksar peta.